Dari Gereja untuk Ekonomi Jemaat: Budi daya Ikan Inspiratif di Boven Digoel

br690824fceade1.jpeg

Tanah Merah, InfoPublik – Terinspirasi dari kebutuhan pembangunan gereja dan peluang regenerasi ekonomi, seorang warga Boven Digoel memanfaatkan pekarangan gereja untuk membudidayakan ikan. Inisiatif ini tidak hanya membantu perekonomian keluarga dan jemaat, tetapi juga menjadi upaya swadaya dalam mendukung pembangunan Gereja YPPGI Lahai Roi.

Saat dijumpai di lokasi usaha, Selasa (28/10/2025), Evanjelis Kristianua Giwop selaku pelaku usaha menjelaskan bahwa ide ini muncul dari keprihatinan terhadap kondisi ekonomi jemaat yang sebagian besar kurang mampu. "Melihat kondisi tersebut, saya ingin menciptakan usaha swadaya agar gereja dan jemaat bisa berkembang bersama,” ujarnya.

Jenis ikan yang dibudidayakan meliputi lele jumbo, mujair putih, nila merah, dan kakap putih. Menurut Kristianua, potensi usaha perikanan di Kabupaten Boven Digoel masih terbuka lebar, terutama karena tingginya permintaan ikan segar di wilayah tersebut. “Kalau tidak dimanfaatkan, peluang bisnis akan terlewatkan. Banyak ikan yang dikonsumsi masyarakat berasal dari luar daerah dan kurang segar, jadi ini peluang yang harus diisi,” tambahnya.

Saat ini terdapat 12 kolam semen, dengan 9 kolam telah terisidua kolam untuk ikan nila, dua kolam kakap putih, dan lima kolam lele jumbo. Usaha ini mulai berjalan sejak Desember 2024 dan sudah melakukan panen perdana dengan hasil penjualan mencapai berbagai kalangan, mulai dari jemaat gereja hingga warung makan, bahkan pernah menjangkau Distrik Mindiptana hingga 15 kilogram ikan.

Harga jual ikan berkisar antara Rp50.000–Rp60.000 per kilogram, dengan hasil panen mencapai Rp1 juta hingga Rp5 juta setiap periode panen. Seluruh kegiatan budidaya dilakukan secara swadaya menggunakan modal pribadi tanpa dukungan dana dari pemerintah.

Kristianua juga berpesan kepada generasi muda Papua agar berani memanfaatkan potensi lokal dan peluang usaha. “Pemuda-pemudi harus mengembangkan diri dan melihat peluang bisnis di bidang pertanian, perikanan, dan peternakan. Potensi kita besar, asal mau bergerak,” tegasnya.

Ia berharap pemerintah Kabupaten Boven Digoel dapat memberikan perhatian lebih kepada orang asli Papua yang berupaya membangun ekonomi daerah melalui usaha mikro dan makro. "Usaha ini berjalan tanpa bantuan pemerintah, tapi kami tetap berharap ada dukungan agar masyarakat lebih berdaya,” ujarnya.

Melalui inovasi sederhana ini, Kristianua berharap gerakan serupa dapat tumbuh di berbagai tempat sebagai bentuk kemandirian ekonomi masyarakat sekaligus mendukung pembangunan rumah ibadah.
Inisiatif ini diharapkan mampu memperkuat sektor ekonomi lokal dan mendorong kontribusi pajak daerah dari usaha masyarakat.

(MC Boven Digoel/Ray/Saveria)