Cegah Stunting Sejak Dini, Dinas PPKB Boven Digoel Gelar Penyuluhan untuk Remaja

br67b2dce2c38e3.png

Boven Digoel, InfoPublik – Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Kabupaten Boven Digoel melaksanakan penyuluhan pencegahan stunting bagi anak usia remaja di SMP Satu Atap YPPK Santo Fransiskus Xaverius Tanah Merah, Distrik Mandobo, Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua Selatan pada Jumat (14/2/2025).

Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya mendukung Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting di Indonesia, yang saat ini menjadi isu nasional.

Kepala Bidang Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga Dinas PPKB Boven Digoel, Katherine Udam, menjelaskan bahwa penyuluhan ini bertujuan memberikan pemahaman kepada remaja tentang pentingnya pola hidup sehat dan gizi seimbang agar mereka dapat tumbuh dengan optimal dan terhindar dari stunting.

"Remaja adalah ujung tombak bangsa, mereka harus memahami pentingnya mengonsumsi makanan bergizi, memiliki pola pikir yang sehat, serta rajin berolahraga agar bisa tumbuh dengan baik," ujarnya.

Selain membahas stunting, Katherine juga menekankan bahaya perkawinan dini, yang dapat berdampak pada kesehatan dan masa depan anak-anak muda.

"Perkawinan di usia dini dapat menyebabkan gangguan kesehatan, termasuk risiko tinggi terhadap penyakit saat usia di atas 40 tahun, serta menghambat kelanjutan pendidikan," tambahnya.

Kepala Sekolah SMP Satu Atap YPPK Santo Fransiskus Xaverius Tanah Merah, Lidia Natalia Yamlean, menyampaikan apresiasi kepada Dinas PPKB Boven Digoel atas penyuluhan yang diberikan kepada siswanya.

"Kegiatan ini sangat penting untuk memberikan pemahaman kepada anak-anak tentang bagaimana menjaga kesehatan tubuh dan otak mereka sebagai generasi penerus bangsa," katanya.

Lidia menekankan bahwa gizi seimbang dan edukasi sejak dini sangat diperlukan agar anak-anak dapat berkembang secara optimal.

"Mereka harus dipersiapkan bukan hanya secara mental, tetapi juga dengan asupan gizi yang cukup agar perkembangan otaknya berjalan dengan baik," tambahnya.

Lidia berharap agar sosialisasi tentang pencegahan stunting dapat diberikan sejak usia dini, mulai dari TK hingga SMA, agar anak-anak memiliki pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya gizi dan kesehatan tubuh.

"Jika edukasi ini diberikan lebih awal, maka kita bisa menghindari kerepotan dalam mengatasi masalah tumbuh kembang anak di kemudian hari," tutupnya.

Dengan adanya penyuluhan ini, diharapkan para remaja di Boven Digoel dapat memahami pentingnya menjaga pola makan sehat, serta menghindari faktor risiko yang dapat menyebabkan stunting.

( MC Boven Digoel/Angga)